KOMPAS.com - Jauh sebelum masa kemerdekaan, di Indonesia terdapat kerajaan-kerajaan yang eksis. Salah satunya adalah Kerajaan Tarumanegara.
Bukti yang menyatakan bahwa Kerajaan Tarumanegara itu adalah adanya batu tulis atau lebih dikenal dengan sebutan Prasasti.
Bagi siswa sekolah yang sedang belajar mengenai kerajaan di Nusantara, terlebih Kerajaan Tarumanegara, maka berikut ini dijelaskan mengenai Kerajaan Tarumanegara yang dilansir dari laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek.
Baca juga: Balai Arkeologi DIY: Siswa, Ini Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Beberapa prasasti yang menyatakan adanya Kerajaan Tarumanegara di antaranya:
Disebut Prasasti Ciaruteun karena terdapat di tepi aliran Sungai Ciaruteun Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Namun pada 1981 prasasti diangkat dan disimpan dalam cungkup di Kecamatan Cibungbulang.
Prasasti ini ditulis dalam aksara Wenggi atau Palawa dan berbahasa Sangsakerta sebanyak 4 baris masing-masing 8 suku kata bunyi bacaannya:
(terjemahan menurut Prof Vogel: "Kedua jejak telapak kaki yang seperti jejak telapak kaki Wisnu ini kepunyaan penguasa dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman Raja Tarumanagara").
Di Kampung Muara tidak jauh dari prasasti Ciaruteun ada sebuah prasasti di tengah perkebunan kopi milik Jonathan Rig, maka disebutlah prasasti Kebon Kopi.
Atau penduduk setempat menyebutnya batu tapak gajah karena di atas batu tertera dua buah ukiran telapak kaki gajah.
Baca juga: Siswa, Ini Kehidupan Politik dan Raja Kerajaan Kutai
Di atas prasasti ini hanya ada satu baris dengan aksara Palawa dengan bahasa Sangsakerta, bunyi bacaannya:
Jayaviçalasya tarumendrasya hastinah — airavatabhasya vibhatidam padadvayam
Terjemahannya:
(ini) dua jejak telapak kaki Airawata yang perkasa dan cemerlang, gajah kepunyaan penguasa Taruma yang membawakan kemenangan).
Prasasti ini terdapat di puncak bukit Koleangkak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Pada kaki bukit mengalir sungai kecil Cikasungka, di daerah itulah termasuk tanah perkebunan Jambu, sehingga prasasti ini disebut Prasasti Jambu.
Prasasti ini ditulis dengan aksara Palawa dan berbahasa Sangsakerta, di atas tulisan itu ada lukisan sepasang telapak kaki. Menurut Vogel, bacanaannya sebagai berikut: