"Prosesnya cukup panjang tapi alhamdulillah pihak UMM selalu membantu dan mendukung niat saya. Mulai dari kemudahan mengurus administrasi hingga persiapan keberangkatan," terang Banat.
Meski demikian, di awal-awal dia menjalani pekerjaan, ia merasakan banyak culture shock. Terutama dari segi bahasa dan sistem kerja yang digunakan. Namun, kemudahan-kemudahan lain hadir untuk meringankan langkahnya.
Selain itu, untuk jam kerjanya di Kuwait 12 jam, sebanyak 17 hari dalam 1 bulan. Sedangkan di Indonesia hanya 8 jam kerja.
Di samping itu, rekan kerja yang berasal dari berbagai negara juga jadi tantangan tersendiri bagi Banat.
"Meski begitu, ada banyak kemudahan yang saya peroleh seperti fasilitas kendaraan dan tempat tinggal lengkap beserta furniturenya yang difasilitasi oleh rumah sakit. Penghasilan juga sangat cukup untuk kebutuhan sehari-hari, yakni berkisar 12-13 juta rupiah perbulan," tutur dia.
Hanya saja, tantangan lainnya yakni saat menghadapi keluarga pasien yang berbeda pendapat.
Baca juga: 8 Manfaat Alpukat untuk Bayi, Info Stikes Panti Kosala
Sebab, di sini keteguhan dan kesabarannya diuji untuk dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin.
"Biasanya pada bagian homecare suka struggle saat dealing dengan keluarga pasien, seperti memberi pemahaman kepada keluarga yang kadang memiliki standar kesehatan yang berbeda," tandas Banat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.