KOMPAS.com - Demi mencukupi kebutuhan tenaga kerja di era Revolusi Industri 4.0 serta Society 5.0, Kemendikbud memberikan otonomi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) untuk melakukan pembukaan atau pendirian program studi (prodi) baru melalui kebijakan Kampus Merdeka.
Diharapkan, dengan pembukaan prodi baru di sejumlah kampus dapat membuat lulusan dapat memenuhi kebutuhan "link and match" yakni bukan hanya mendapatkan pendidikan berkualitas, tapi juga bisa langsung bekerja.
Walau begitu, pembukaan prodi baru telah dilakukan oleh sejumlah universitas jauh sebelum adanya kebijakan Kampus Merdeka. Melansir Rencanamu.id, pada SBMPTN 2018 terdapat 147 prodi atau jurusan kuliah baru di perguruan tinggi negeri (PTN).
Bila dijumlah dengan perguruan tinggi swasta (PTS), total prodi baru di tahun yang sama sekitar 500 prodi untuk jenjang D3 hingga S1. Walau masih baru, namun peminat yang masih sedikit membuat prodi baru di PTN kian menjadi incaran.
Baca juga: 7 dari 10 Profesi Paling Bersinar 2022 Butuh Skill dari Jurusan Ini
Sejumlah universitas yang belum lama membuka prodi baru yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang membuka prodi Teknik Biomedik di bawah fakultas Teknik pada tahun ajaran 2019. Lalu Universitas Hassanudin (Unhas) juga membuka prodi Aktuaria sejak tahun lalu.
Namun, sebelum memilih prodi yang terbilang baru di SBMPTN 2020, pertimbangkan dahulu plus minusnya ini, merangkum Rencanamu.id.
1. Persaingan tidak seketat prodi yang telah lama populer
Sebuah jurusan tentu perlu waktu untuk dikenal oleh lebih banyak calon mahasiswa. Sebab, rata-rata calon mahasiswa bahkan orangtua masih terfokus untuk memilih prodi yang telah populer sebelumnya, dengan pertimbangan mata kuliah yang sudah dikenal dan prospek kerja yang juga sudah jelas.
Dengan begitu, peminat dalam prodi baru umumnya masih sedikit sehingga persaingan di SBMPTN 2020 tidak akan seketat prodi populer. Bila tertarik mencoba, kamu perlu melakukan riset ke universitas tentang prodi ini, mulai dari mata kuliah dan bagaimana prospek kariernya.
2. Prospek karier cerah
Walau terbilang baru, ada sejumlah prodi baru yang dianggap mampu membuat lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan industri masa kini. Salah satunya prodi Aktuaria.
Di luar negeri, lulusan prodi yang disebut sebagai aktuaris ternyata banyak dicari, bahkan kini menjadi salah satu profesi yang bergengsi. Sehingga, Aktuaria yang mempelajari tentang pengelolaan risiko keuangan pada masa mendatang ini dinilai sebagai jurusan dengan prospek karier cerah.
3. Update kebutuhan industri
Prodi baru diadakan tentu bukan tanpa alasan. Aktuaria misalnya, kebutuhan akan lulusan yang dapat melakukan analisa dan memprediksi keuangan perusahaan ternyata sangat dibutuhkan oleh industri untuk melengkapi akuntan yang mengelola keuangan.
Begitu juga dengan prodi Bisnis Digital Universitas Padjadjaran. Prodi pertama di Indonesia ini didirikan untuk menjawab tantangan industri masa depan yang erat kaitannya dengan teknologi dan dunia digital.