Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa, Seperti Ini Peristiwa Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan

Kompas.com - 07/02/2022, 11:29 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kemerdekaan Indonesia diraih dengan tidak mudah. Sebelum diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, butuh proses, waktu, dan adanya peristiwa besar.

Yakni diawali oleh upaya Sekutu menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima Jepang pada 6 Agustus 1945 serta Kota Nagasaki 3 hari kemudian. Akhirnya Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

Bagi siswa sekolah yang sedang belajar proklamasi kemerdekaan Indonesia, apakah sudah paham peristiwa yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan RI?

Baca juga: Siswa, Ini 5 Jenis Makanan Peningkat Imun Tubuh

Melansir laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, sebelum bangsa Indonesia merdeka, ada peristiwa perumusan naskah proklamasi.

Soekarno Hatta menolak

Usai mendengar kabar Jepang menyerah kepada sekutu pada 15 Agustus 1945 dari siaran Radio BBC milik Inggris, golongan muda Indonesia kemudian mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memanfaatkan situasi dengan menyatakan proklamasi kemerdekaan.

Tetapi, Soekarno dan Hatta menolak karena belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Jepang.

Golongan tua berpendapat agar menunggu sampai 24 Agustus, yakni tanggal yang ditetapkan Marsekal Terauchi untuk waktu kemerdekaan Indonesia.

Pada 15 Agustus 1945, para pemuda dibawah pimpinan Sukarni, Chairul Saleh, Wikana bersepakat untuk mengamankan dwitunggal bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok, dengan harapan agar mereka menuruti keinginan para pemuda.

Namun, sepanjang hari pada 16 Agustus 1945 itu, tidak tercapai kesepakatan apapun hingga sorenya, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan dwitunggal.

Baca juga: Hidangan Laut Ini Kaya Manfaat, Siswa Sudah Paham?

Akhirnya mereka bersedia dengan jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi esok hari.

Malam itu juga, rombongan berangkat ke Jakarta menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut. Setibanya disana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi.

Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintah Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan dilakukan.

Namun, setibanya di Markas Gunseikan di kawasan Gambir, mereka bertiga mendapat jawaban yang mengecewakan karena Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan melarang segala bentuk upaya perubahan situasi yang dilakukan. Mereka diharuskan menunggu Sekutu datang terlebih dahulu.

Ketiga tokoh bersepakat bahwa Jepang tidak dapat diharapkan lagi dan kemerdekaan harus segera dirancang secepatnya. Anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes segera dikawal oleh Sukarni dan kawan-kawan menuju rumah Maeda.

Naskah proklamasi kemerdekaan disusun

Sedangkan pada 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di ruang makan Maeda. Naskah sebanyak dua alinea yang penuh dengan pemikiran tersebut lalu selesai dibuat 2 jam kemudian.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau