KOMPAS.com - Sebagai sekolah inklusi, Sekolah Cikal melalui Pendidikan Inklusi Cikal menghadirkan program magang sebagai penulis konten (content writer) sebagai langkah pengembangan kompetensi anak-anak berkebutuhan khusus di kelas 10 dan kelas 11 SMA Sekolah Cikal Serpong pada Maret 2022.
Program magang ini dinilai pihak sekolah bertujuan untuk mengenalkan kenyataan dunia kerja profesional pada anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk memberikan kesempatan belajar dan pengalaman bermakna dalam pengembangan diri.
Homeroom Teacher di Pendidikan Inklusi Cikal, Cicilia Dewi Puspita Sari mengatakan bahwa program magang ini merupakan salah satu kegiatan yang menjadi bagian dari program belajar di kelas eksplorasi (Explore Class).
Baca juga: 3 Pola Pembelajaran untuk Latih Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus
Di kesempatan ini, ada 5 murid dengan berkebutuhan khusus yang berpartisipasi antara lain Nayla (kelas 10), Patrick (kelas 10), Arya (kelas 11), Nico (kelas 11) dan Sharyn (kelas 11).
“Murid Kelas 10 dan Kelas 11 diberikan kesempatan untuk belajar dan mengenal lebih dalam tentang sistematika dunia kerja. Mulai dari menulis surat permohonan izin melakukan magang, serta briefing dan rapat mingguan dengan tim Content Creator. Mereka juga belajar untuk berdiskusi bersama untuk saling memberikan ide terkait penulisan konten,” tutur Cicilia, pendidik yang telah memiliki pengalaman dan keahlian dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Pemilihan profesi content writer, menurut Cicilia ternyata disesuaikan dengan minat anak-anak berkebutuhan khusus yang senang membuat konten, baik sebagai Youtuber, content creator dan content writer dengan berkolaborasi bersama Tim Marketing Cikal bagian Digital dan Creative.
“Pemilihan profesi content writer ini berawal dari diskusi yang kami lakukan di kelas Explore Class. Setelah mencari definisi dari Content Writer, mereka pun merasa tertantang dan tertarik untuk mencobanya. Kami pun berkolaborasi dengan Tim Marketing Cikal dalam memberikan ruang bagi anak-anak berlatih menjadi content writer,” cerita Cicilia.
Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar
Sebagai salah satu murid yang ikut serta dalam program ini, Nayla P. Anggoro, murid kelas 10 Pendidikan Inklusi Cikal menceritakan bahwa berperan sebagai penulis konten merupakan pengalaman yang seru dan membuatnya lebih percaya diri.
“Selama jadi content writer seru, karena selama magang aku jadi lebih kritis dan fokus. Tugas dari content writer itu perlu fokus lebih karena menciptakan konten dari berbagai media yang dirangkum menjadi sebuah kesatuan yang menarik dan orang enjoy bacanya. Waktu awal magang ada keraguan dalam diri, karena pada dasarnya aku pemalu banget. Tapi aku harus belajar lebih percaya diri dan bersosialisasi lebih luas lagi,” ucap Nayla.
Secara esensial, lanjut Cicilia, program magang yang dilaksanakan secara daring ini ditujukan agar anak-anak berkebutuhan khusus memperoleh pengalaman nyata tentang dunia pekerjaan, pengenalan, dan kesempatan belajar sebanyak mungkin yang juga terkait dengan hasil minat dan bakat murid tersebut.
“Tujuan utamanya adalah untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus mendapatkan kondisi nyata tentang dunia pekerjaan bahwa apa yang mereka lihat mudah belum tentu mudah ataupun apa yang mereka lihat sulit belum tentu sulit saat dikerjakan. Dari sini, nantinya mereka akan belajar untuk memutuskan apakah pekerjaan ini cocok untuk mereka, bila iya, mereka dapat memilih jurusan perkuliahan yang sesuai, bila ternyata tidak, maka mereka akan belajar untuk membuat strategi lain guna mengatasinya,” ucap Cicilia.
Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak
Nicholas Daffa Alfansyah, murid yang turut berperan sebagai penulis konten di program magang ini, menyatakan pengalaman dan kesempatan yang diikutinya menyenangkan.
“Awalnya agak canggung saat mulai magang karena harus kontak narasumber yang sudah lama tidak berkomunikasi. Namun, secara keseluruhan pengalaman magang menjadi content writer sangat seru dan menyenangkan,” tutur Nicholas.
Senada dengan Cicilia, Content Planner Cikal dan pendamping magang, Stephani Tara juga menyatakan bahwa kehadiran program magang bagi anak berkebutuhan khusus juga dapat memberikan kesempatan bagi anak anak menyampaikan ide kreatif, merasakan tantangan langsung dalam dunia kerja, dan menemukan minat dan pekerjaan impian.
“Program magang ini menurut saya sangat bermanfaat bagi murid berkebutuhan khusus. Melalui program ini murid diajak untuk merasakan langsung tantangan yang harus dihadapi dalam dunia kerja dengan mengerjakan pekerjaan sehari-hari yang diberikan sebagai content writer. Mereka secara terbuka dan kritis menyampaikan ide yang dimiliki sesuai minat mereka, serta mengeksekusi pekerjaan dengan baik,” jelas Tara.
Baca juga: Agar Anak Kompeten, Najelaa: Beri Anak Umpan Balik, Bukan Nilai
Program magang ini merupakan bentuk dukungan Pendidikan Inklusi Cikal pada pendidikan inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengembangkan minat dan bakatnya secara utuh.
Komitmen itu sejalan dengan komitmen pemerintah memberikan ruang bagi teman-teman berkebutuhan khusus berkarya dan bekerja.
“Saya berharap Pendidikan Inklusi Cikal dapat menjadi suatu lembaga yang turut andil menyiapkan sumber daya yang inklusif terlebih pada Presidensi G20, Kementerian Ketenagakerjaan sudah menyebutkan bahwa di tahun ini akan mengedepankan partnership dan inklusivitas. Berarti sudah mulai ada “awareness” dari pemerintah untuk teman-teman disabilitas berkarya dan bekerja. Sebagai lembaga pendidikan, saya berharap Pendidikan Inklusi Cikal dapat menyambut tantangan tersebut dengan menyiapkan sumber daya melalui bidang pendidikan,” tutup Cicilia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.