Desain dan engineering mobil nasional ini tidak berasal dari Vietnam, tetapi dibeli dari Eropa dan Amerika. Di tahun 2017 program mobnas ini diumumkan pemerintah Vietnam, dan Juni 2019 sudah mulai produksi. (Tidakkah kita tergoda untuk nyinyir dan mengatakan, “kalau strategi seperti itu kita juga bisa!”).
Untuk mempercepat produksi serta meningkatkan kurva belajar para engineer lokal Vietnam, VinFact menggandeng pabrikan-pabrikan besar Eropa seperti Opel, Magna Steyr, dan BMW.
Rumah desain otomotif papan atas Pininfarina yang biasa mendasain Ferarri pun dilibatkannya.
Tapi di sinilah uniknya – juga kekhasan kultur ala Vietnam. Sedari awal – meski namanya mobil nasional atau mobnas – proyek ini dibuka terang benderang sebagai bagian dari proses belajar, sehingga masyarakat berhak tahu bahwa pada awalnya kesemuanya bermula dari ‘beli pengetahuan’ dari sana-sini.
Dalam periode pembelajaran, diharapkan para engineer akan mampu mendesain keseluruhan komponen, mekanisme kerja dan teknologinya sebagai suatu alternatif output produknya.
Bukankah Proton harus ‘sekolah’ terlebih dahulu dari Mitsubishi sebelum menjadi raksasa mobnas di Malaysia? Atau Maruti di India yang cukup intens belajar dari Suzuki, tidakkah itu hal yang lumrah?
Kurva belajar harus disikapi dengan kritis, bijak sekaligus diberi timeframe. Masalah di negeri ini barangkali adalah soal timeframe, deadline, atau tenggat waktu itu tadi.
Vietnam, mungkin belajar dari kesalahan-kesalahan di banyak negara dengan etos kerja yang berbeda-beda, memastikan bahwa segalanya diatur dalam tenggat waktu. VinFast digodog selama dua tahun saja sejak 2017. Juni 2019 produksi batch pertama sudah dikirim ke pemesan.
Anda tahu target Vietnam di SEA Games tahun ini? Sedikitnya 65 medali emas dan finis di tiga besar!
Target lainnya? Memenangkan medali emas untuk sepakbola pria sekaligus emas untuk sepakbola wanita. Bombastis? Rasa-rasanya tidak. Mereka sedang mempersiapkan bahkan lebih dari itu, karena dua tahun lagi mereka menjadi tuan rumah SEA Games 2021.
Tidakkah ini menarik perhatian kita bahwa sejak tahun 2003 Vietnam selalu finis tiga besar di perolehan medali emas?
Saya yakin, peta jalan mencetak SDM Unggul di Vietnam sedang berjalan bagus.
Dengan segala kekurangannya di sana sini, mereka memastikan bahwa etos kerja harus menjadi pilar yang kuat sebelum knowledge dan skill digarap.
Kurikulum hanyalah wahana dalam peta jalan. Hemat saya, kita butuh exposure global yang lebih besar. Biarlah – ibarat menaruh seekor hiu kecil di kolam ikan agar ikan-ikan lain tetap bergerak dan berdinamika – dunia luas yang membentuk anak-anak muda kita menjadi SDM Unggul.
Semper fi!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.