Akademisi UGM: Perilaku Hidup Sehat adalah Kunci Pencegahan Corona

Kompas.com - 04/03/2020, 20:57 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Koordinator tim respons COVID-19 Universitas Gajah Mada, Dr. Riris Andono Ahmad, MPH, PhD mengungkapkan bahwa kunci pencegahan penularan virus corona terletak pada perilaku hidup sehat.

Perilaku hidup sehat seperti mencuci tangan, konsumsi makanan sehat, serta olahraga dan istirahat yang cukup sebenarnya sering dikampanyekan sebelum kemunculan virus corona.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menyikapi kejadian ini mengingat COVID-19 bisa dicegah,” ungkap Dr. Riris seperti dikutip dari laman ugm.ac.id.

Terkait tindakan masyarakat yang memborong masker untuk mencegah penularan, ia menegaskan bahwa masyarakat umum yang dalam kondisi sehat tidak perlu mengenakan masker. Menurutnya, virus corona tidak menular melalui udara secara langsung.

Baca juga: Agar Terhindar Virus Corona, Perhatikan 6 Hal Ini dari Akademisi

Penularan virus terjadi melalui droplet atau cairan tubuh yang bisa terpercik pada seseorang atau pada benda-benda di sekitarnya pada jarak 1-2 meter melalui batuk atau bersin.

Karena itu, penggunaan masker diperlukan justru oleh orang yang sakit untuk mencegah percikan tersebut.

“Jadi secara umum penyakit ini lebih banyak menular melalui model penularan seperti itu. Karena itu, penyakit ini lebih efektif dicegah dengan cuci tangan dengan sabun antiseptik atau cairan pembersih tangan yang berbasis alkohol,” imbuhnya.

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS CoV-2 dengan gejala umum gangguan saluran pernafasan akut baik ringan maupun berat yang meliputi demam, batuk, sesak nafas, kelelahan, pilek, nyeri tenggorokan, atau diare.

Satu dari enam orang yang terinfeksi akan mengalami gejala sakit yang berat hingga kesulitan bernafas, dan sebagian besar penderita yang mengalami keparahan adalah orang berusia lanjut dan memiliki riwayat penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, atau diabetes.

Riris menambahkan, dibandingkan dengan beberapa penyakit yang juga disebabkan oleh virus corona, seperti SARS dan MERS-Cov, COVID-19 memiliki tingkat fatalitas yang lebih rendah, yaitu sekitar dua persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan SARS yang bisa mencapai 10 persen.

Di samping itu, sistem kesehatan Indonesia dinilai cukup mumpuni untuk mendeteksi dan menangani penyakit ini. Masyarakat diminta tidak perlu panik.

“Dengan ditemukannya kasus yang terkonfirmasi kemarin, itu menunjukkan bahwa kapasitas deteksi sistem kesehatan kita cukup mumpuni, dan pemerintah juga sudah menyiapkan 100 rumah sakit di Indonesia untuk menangani kasus-kasus COVID-19,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, pakar mikrobiologi FKKMK UGM, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D, Sp.MK, menerangkan bahwa banyak virus yang bisa dilawan dengan kekebalan tubuh.

Baca juga: Cegah Tertular Virus Corona, Akademisi Esa Unggul: Tubuh Harus Fit!

Di samping konsumsi makanan sehat ataupun tanaman obat yang mampu meningkatkan sistem imun, olahraga, istirahat cukup, serta pengelolaan stres juga menjadi hal yang tidak kalah penting.

UGM sendiri telah mengeluarkan surat edaran yang mengimbau seluruh sivitas UGM untuk secara aktif melakukan upaya kewaspadaan di unit kerja serta melakukan perilaku hidup sehat.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau