Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru dan Orangtua, Pahami Beda Gejala Virus Flu dan Corona pada Anak

Kompas.com - 05/03/2020, 16:40 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus Corona Covid-19 membuat sejumlah tempat umum melakukan pemeriksaan suhu sebagai langkah awal mendeteksi virus Corona, baik di bandara, stasiun, kantor, termasuk sekolah-sekolah.

Walau begitu, demam tak bisa dijadikan satu-satunya cara untuk mendeteksi gejala virus Corona Covid-19. Sehingga, guru dan pihak sekolah perlu memahami lebih rinci tentang gejala virus Corona terlebih pada anak-anak.

Menurut Pulmonologist Siloam Hospital Yogyakarta Paulus Wisnu Kuncoromurti, gejala awal infeksi virus Corona tidaklah spesifik dan hampir mirip dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) seperti flu maupun pneumonia.

"Antara anak dan dewasa sebenarnya tidak ada perbedaan dalam hal ketahanan terhadap virus ini. Gejala pada anak juga sama dengan dewasa. Hanya pada anak yang sekolah memiliki faktor lingkungan yang mendukung penyebaran virus, yaitu lingkungan yang padat," imbuh dokter yang akrab disapa Wisnu tersebut kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: 7 Langkah Pencegahan Penularan Virus Corona di Lingkungan Sekolah

Hanya saja, gejala virus Corona pada anak kerap tidak separah orang dewasa. Pasalnya, orang dewasa cenderung memiliki penyakit lain, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit jantung, yang melemahkan kemampuan tubuhnya untuk mencegah infeksi.

"Orang dengan penyakit berat atau menahun sebelumnya seperti jantung, diabetes, ginjal, stroke lebih rentan terinfeksi Corona," ujar Wisnu.

Itulah mengapa, gejala virus Corona pada anak-anak sering tak kasat mata, namun anak bisa merasa tidak nyaman dan terganggu aktivitasnya.

Berikut gejala klinis infeksi virus Corona. 

Baca juga: Rektor UNAIR Sebut Sari Daun Sambiloto Bisa Cegah Virus Corona

Demam

Demam merupakan respon alami tubuh untuk melawan infeksi virus maupun bakteri. Saat suhu tubuh tinggi, maka kemungkinan ada virus dan bakteri yang mati sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Kondisi demam pada anak yang perlu diwaspadai ialah saat mencapai suhu lebih dari 38 C dan berlangsung lebih dari 3 hari. Setelah lewat 3 hari dan anak masih alami demam, maka guru dan orangtua wajib memastikan anak mendapatkan pemeriksaan intensif di pusat layanan kesehatan.

Batuk

Sama seperti demam, batuk juga bukan penyakit. Melainkan respon tubuh terhadap benda asing yang ada di saluran napas dan paru-paru, bisa berupa virus, bakteri atau lendir.

Batuk perlu diwaspadai bila anak juga mengalami demam, napas anak terdengar berat, dan anak mengeluh dadanya sakit atau sesak napas.

Sakit tenggorokan

Anak mungkin belum bisa mengomunikasikan bila ia mengalami sakit atau radang tenggorokan. Namun, tenggorokan yang sakit umumnya membuat anak sulit makan, sedikit minum, batuk, dan terlihat mual saat menelan sesuatu.

Guru dan orang tua perlu waspada saat anak mulai terlihat dehidrasi dan kurang nutrisi yang ditandai dengan lemas, bibir kering, dan kulit yang tidak elastis saat dicubit.

Baca juga: Orangtua, Ini Panduan Gizi Anak Sekolah untuk Cegah Virus Corona

Letih dan lesu

Batuk pilek pada anak bisa jadi tak berbahaya bila anak masih bisa makan, berkativitas, dan tertawa sepeti biasa.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Kisah Nuzula, Peserta UTBK 2025 dengan Nilai Tertinggi di Unesa, Pilih Kedokteran
Edu
UNJ Raih Penghargaan 'Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024' Kemenkum
UNJ Raih Penghargaan "Perguruan Tinggi dengan Permohonan Hak Cipta Terbanyak 2015-2024" Kemenkum
Edu
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Kisah Elsa, Anak Marbot Masjid Masuk UGM Tanpa Tes dan Dapat Beasiswa
Edu
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib 'Awardee' LPDP?
AS Hentikan Sementara Penerbitan Visa Pelajar, Bagaimana Nasib "Awardee" LPDP?
Edu
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Permendikdasmen Baru: Hasil TKA SD-SMA buat SPMB dan Masuk Jalur SNBP
Edu
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Biaya Kuliah Institut Teknologi PLN 2025, Ada Gratis Kuliah sampai Lulus
Edu
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Kisah Nuzula, Sudah Kuliah di FKG, Daftar FK Unesa dan Raih Skor UTBK Tertinggi
Edu
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Wamendikti Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Edu
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Peraturan TKA SD-SMA Tahun 2025 Terbit, Ini Syarat Siswa dan Materinya
Edu
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Wamen Stella Hitung Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Pakai Rumus Probabilitas
Edu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Mendikdasmen Bahas Penerapan Pendidikan Dasar Gratis dengan Menkeu
Edu
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Kisah Brian, Lulus Cumlaude Kedokteran UGM Hanya dalam Waktu 3,5 Tahun
Edu
15 Prodi Unnes dengan Keketatan Terendah di UTBK SNBT 2025, Acuan Daftar Jalur Mandiri
15 Prodi Unnes dengan Keketatan Terendah di UTBK SNBT 2025, Acuan Daftar Jalur Mandiri
Edu
Perhimpunan Guru: Masuk Sekolah Jam 6 Pagi di Luar Kelaziman Internasional
Perhimpunan Guru: Masuk Sekolah Jam 6 Pagi di Luar Kelaziman Internasional
Edu
Apa Tujuan Dibentuknya Mapala di Kampus?
Apa Tujuan Dibentuknya Mapala di Kampus?
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau