Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Niknik M. Kuntarto
Dosen UMN. Ahli linguistik forensik.

Dr. Niknik M. Kuntarto, M.Hum, selain Dosen UMN, juga aktif sebagai ahli linguistik forensik dan pegiat bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) di bawah Yayasan Kampung Bahasa Bloombank Indonesia.

Pendidikan yang Menggugah dan Menggairahkan di Tengah Covid-19

Kompas.com - 02/05/2020, 12:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Salah satu contoh metode pembelajaran dengan evaluasi yang menantang dan aturan bermainnya yang nilainya dapat didiskusikan dengan siswa adalah sistem penilaian yang dinamai “Sistem Bintang”.

Sistem bintang adalah alat evaluasi dalam proses pembelajaran dengan tanda bintang sebagai petanda tujuan telah tercapai. Mengapa bintang? Bintang adalah benda langit yang indah dan memiliki cahaya sendiri.

Bintang adalah harapan. Bintang adalah cita-cita. Bintang adalah sesuatu yang ingin diraih. Bintang adalah prestasi. Bintang adalah hadiah. Bahkan, tanda bintang menjadi penanda keberhasilan kinerja seseorang atau lembaga.

Hotel yang terbaik adalah hotel bintang lima. Penerbangan terbaik pun menggunakan standar bintang 5.

“Jangan lupa beri bintang ya, Mbak!” pinta pengemudi online kepada penumpangnya berharap memberinya bintang 5 sebagai penanda bahwa ia telah memberikan layanan terbaik.

Begitu pula dalam dunia pendididkan.

Bintang menjadi penanda keberhasilan siswa dalam meraih cita-citanya. Siswa dengan bintang 5 menjadi penanda prestasi yang ia miliki. Dengan sistem bintang, mahasiswa berperan sebagai subjek pendidikan.

Metode ini sangat interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi mahasiswa untuk belajar dari hatinya sendiri, bukan karena paksaan.

Belajar sesuai "gaya" siswa

Dengan permainan, siswa mampu mengikuti materi dengan cara belajar yang berbeda-beda secara spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, naturalistik, dan intrapersonal.

Ketika siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai gaya mereka masing-masing, mereka menjadi lebih mampu menguasai subjek.

Keuntungan yang paling penting adalah permainan membuat siswa melakukan interaksi, mengikuti aturan, mengambil giliran, mengoreksi sesamanya, dan bersaing satu sama lain.

Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan pikiran, pemecahan masalah, pendengaran, dan verbal.

Situasi santai sekaligus kompetitif dan motivatif ini membuat siswa harus memakai imajinasi dan kreativitas mereka untuk mengingat subjek, juga menuntut mereka untuk mengingat memori masa lalu untuk dihubungkan dengan subjek.

Di awal pertemuan dijelaskan bahwa selama 14 tatap muka akan akan diberikan 8 kuis. Kuis tersebut bisa berupa permainan dan pelatihan mahasiswa di kelas, tugas di ruang kuliah, tugas luar kampus, atau tugas di rumah saat PSBB berlangsung.

Setiap tugas akan dikoreksi dengan teliti, baik oleh dosen maupun dilakukan oleh mahasiswa secara bersama-sama. Tugas yang memenuhi persyaratan akan ditandai dengan gambar bintang (*).

Bila dalam satu semester mahasiswa berhasil mengumpulkan 20 bintang dijamin nilai akhir semester mahasiswa adalah A untuk nilai tugas.

Namun, apabila jumlah bintang 20, nilai ujian tengah semester (UTS) lebih dari 80, hasil Tes UKBI 650, selain dijamin nilai tugas A, mahasiswa juga dijamin nilai akhir mata kuliah Bahasa Indonesia A dan hadiah utama berupa bebas ujuan akhir semester (UAS).

Jika mahasiswa tidak mencapai 20 bintang, jumlah bintang tersebut menjadi nilai tugas dengan ketentuan yang telah disepakati.

Tantangan evaluasi ini, tidaklah berhenti sampai di sini. Misalnya, jika sanggup mencapai target 10 besar skor tertinggi UKBI, mahasiswa mendapatkan kesempatan mengikuti Lomba Duta Bahasa Kampus dan jika terpilih akan diikutsertakan dalam Lomba Duta Bahasa Tingkat Provinsi dan Nasional.

Bukan karena takut hukuman

Metode penilaian seperti ini membuat mahasiswa merasa tertantang dan bersemangat belajar dan menimbulkan kegembiraan jika mahasiswa sanggup meraih bintang.

Hal ini berdampak pada peningkatan kualitas hasil belajar mahasiswa. Mahasiswa mengerti tujuan mereka sejak awal dan berusaha meraihnya dengan motivasi yang datang dari diri sendiri.

Selain itu, mahasiswa harus bersaing satu sama lain untuk memenuhi syarat tersebut sehingga mereka turut termotivasi oleh nuansa kompetitif yang muncul. Kegagalan dalam satu dari tiga syarat itu akan membuat mahasiswa kehilangan hadiah utama secara otomatis.

Ketika seorang mahasiswa mampu mendapatkan hadiah utama, kompetensi mahasiswa tersebut sudah teruji secara objektif dari persyaratan itu sendiri. Nilai juga menunjukkan hasil yang baik.

Kehadiran mahasiswa menunjukkan jumlah kehadiran yang lebih banyak daripada kehadiran pada mata kuliah yang diajar oleh dosen lain.

Mereka tepat hadir di ruang kelas bukan karena harus taat aturan atau takut hukuman, melainkan karena mulai mencintai mata kuliah Bahasa Indonesia. Mereka sangat rugi bila terlambat atau tidak masuk dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.

Terlambat berarti rugi tidak menyaksikan penampilan dosen di 30 menit pertama, tidak masuk kuliah berarti terlewatlah peluang mendapatkan bintang.

Homo ludens

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau