Pada akhir pemaparannya, ia menyampaikan, "Alih-alih meributkan tentang definisi Sains Islam, yang terpenting justru terus berjalan dan berkarya agar ada bukti nyata sumbangsih ilmuwan Islam pada bidang Sains di dunia."
Baca juga: Dalil dan Sains dalam Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan
Oleh karenanya, Prof. Hadi menekankan peran penting keluarga dalam menumbuhkan minat sains kepada anak sejak usia dini.
"Anak di Asia lebih cenderung didoktrin untuk mendengar dan patuh, sementara pada budaya Barat, anak diajak berpikir kritis, tapi bila tidak terkontrol dapat menjadi cenderung suka membantah," ujarnya.
"Kita harus mengambil yang baik dari keduanya. Ketika anak suka bertanya jangan dimatikan, tapi harus dikendalikan. Untuk itu orangtua harus rajin belajar menambah ilmu dan mengajak anak berdiskusi di saat mereka punya pertanyaan-pertanyaan yang kritis," papar Prof. Hadi.
Ia menegaskan pentingnya orangtua di rumah dan guru di sekolah untuk menumbuhkan kecintaan anak pada sains.
"Yang terpenting adalah menyampaikan rasa cinta bukan teori. Misalnya matematika. Karena yang diberikan pada anak adalah terori maka yang terekam adalah teori. Kalau anak ditanya apa esensi matematika, maka anak akan menjawab angka," ujarnya.
"Padahal bukan itu. Matematika itu adalah logika. Dan dengan logika, anak akan bisa mengambil keputusan yang tepat atau menyelesaikan berbagai macam persoalan," Prof. Hadi menjelaskan.
Prof. Hadi juga mengingatkan mengenai beratnya tantangan dunia digital bagi orangtua.
"Di era digital, orangtua harus sering-sering berbincang dengan anak dari hati ke hati. Mengobrolkan macam-macam, termasuk tontonan dan pelajaran apa yang mereka ambil dari tontonan itu," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.