Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
APTIK - Berbagi Gagasan untuk Bangsa
Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik

Platform Pusat Kajian Pendidikan Tinggi Indonesia Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik) guna menyebarluaskan gagasan mengenai pendidikan tinggi untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Mengembalikan "Roh Pendidikan" lewat Pedagogi Belajar Daring dari Rumah

Kompas.com - 14/09/2020, 11:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Keempat, pembelajaran SCL menuntut perubahan peran dan sikap pengajar. Pengajar harus terus mengupayakan supaya kegiatan belajar mandiri dapat berlangsung optimal. Untuk itu, peran pengajar harus bergeser dari pengajar menjadi sutradara kegiatan belajar peserta didik.

Sikapnya beralih dari menuntun menjadi memberdayakan peserta didik. Konsekuensinya, seluruh materi ajar harus disusun dan disajikan sedemikian rupa dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik.

Hal ini memang berat karena selama ini pengajar lebih mengandalkan kemampuannya dalam menjelaskan dan memberi contoh di kelas.

Mengembalikan "roh pendidikan"

Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. adalah anggota Pusat Kajian Pendidikan Tinggi Indonesia Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) dan Rektor Universitas Sanata Dharma YogyakartaDOK. PRIBADI Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. adalah anggota Pusat Kajian Pendidikan Tinggi Indonesia Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) dan Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Berbagai tuntutan perubahan di atas menegaskan bahwa sejatinya SCL justru menuntut pengajar untuk bekerja lebih berat dan lebih kreatif.

SCL tidak boleh dimengerti secara sederhana sebagai pertama-tama memberi tugas sebanyak mungkin kepada peserta didik dan pengajar hanya memeriksa hasil kerjanya.

Penerapan SCL harus memberi keyakinan kepada dosen bahwa peserta didik bergairah, sungguh-sungguh, dan mandiri dalam belajar.

Paradigma SCL akan sangat bermanfaat dan berguna untuk penyelenggaraan belajar bidang humaniora karena akan menggeser orientasinya dari sekedar mengetahui sesuatu menjadi mengalami dan memaknainya.

Hal ini dimungkinkan karena SCL memberi kesempatan luas bagi peserta didik untuk melakukan eksplorasi secara mandiri.

Tentu saja hal ini hanya akan terwujud bila rencana kegiatan belajar mandiri yang disusun pengajar dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+