Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
APTIK - Berbagi Gagasan untuk Bangsa
Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik

Platform Pusat Kajian Pendidikan Tinggi Indonesia Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik) guna menyebarluaskan gagasan mengenai pendidikan tinggi untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Kampus Merdeka, "Tamparan" dan Terobosan Dunia Pendidikan Tinggi Kita

Kompas.com - 05/11/2020, 12:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam menguak kebenaran sebuah kompleksitas dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu multidisiplin, interdisiplin dan transdisiplin.

Baca juga: Merdeka Belajar–Kampus Merdeka: Antara Peluang dan Tantangan

Pendekatan multidisiplin

Pada pendekatan multidisiplin, sebuah fenomena kompleks dikaji dari berbagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Untuk fenomena perubahan iklim, misalnya, kajian mandiri berbagai disiplin ilmu dapat dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim.

Peneliti budidaya pertanian dapat mempelajari dampak perubahan iklim terhadap produktivitas tanaman pangan tertentu.

Begitu pula, peneliti bisnis dapat mempelajari peluang pengembangan bisnis asuransi dengan adanya perubahan iklim atau peneliti klimatologi dapat mengembangkan model perubahan cuaca yang mengantisipasi perubahan iklim. Intinya, suatu fenomena yang kompleks – seperti perubahan iklim - dapat menjadi obyek berbagai kajian monodisiplin yang mandiri.

Pendekatan interdisiplin

Berbeda dengan pendekatan multidisiplin, pada kajian interdisiplin telah terjadi “dialog” antar disiplin dalam mengkaji sebuah fenomena kompleks.

“Dialog” tersebut terjadi melalui terbentuknya jembatan antar disiplin ilmu berupa peralihan metode, yaitu penerapan piranti kajian suatu disiplin diterapkan pada disiplin lain.

Banyak contoh pendekatan interdisiplin yang kemudian berkembang menjadi suatu disiplin baru, misalnya biokimia, psikolinguistik, ekotoksikologi dan sebagainya.

Biokimia adalah contoh bidang interdisiplin yang sangat gamblang karena merupakan irisan antara biologi dan kimia. Dengan kata lain, interdisiplin bisa melibatkan irisan lebih dari dua disiplin ilmu yang berbeda untuk menghasilkan sebuah disiplin baru.

Masih dalam kasus “keberlanjutan”, sebagai sebuah abstraksi baru ia tidak dapat dipahami secara utuh dengan pendekatan multidisiplin atau interdisiplin.

Pendekatan transdisiplin 

Untuk mengukur “keberlanjutan”, misalnya, maka dibutuhkan peleburan berbagai disiplin ilmu – baik ilmu-ilmu alam, kesehatan, ilmu-ilmu sosial, rekayasa, informatika dan banyak lagi – untuk mengembangkan sebuah piranti pengukuran baru yang khas.

Dengan kata lain, tidak ada satu disiplin yang secara mandiri bisa menawarkan piranti untuk mengukur “keberlanjutan”.

Ia memiliki watak transdisiplin.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau