Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Konsep 5M" Ini Bangun Komunikasi Sekolah dan Orangtua Siswa Berkebutuhan Khusus

Kompas.com - 05/11/2020, 14:39 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Salah satu guru di Sekolah Luar Biasa Swasta (SLBS) Putra Hanjuang, Diana Shanty memberikan 5 komponen yang dapat diperhatikan sekolah untuk membangun komunikasi dengan orangtua Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK).

Pasalnya dalam masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19, Diana mengatakan bahwa sekolah memerlukan kolaborasi antara guru, orangtua, dan peserta didik.

“Tentu di dalam masa PJJ ini kita juga harus memerlukan kolaborasi, baik antara guru, orangtua, maupun peserta didik. Baik dengan pihak sekolah, warga sekolah lainnya, bahkan mungkin masyarakat,” jelas Diana pada Rabu (4/11/2020).

Baca juga: 3 Strategi Atasi Tantangan PJJ Anak Berkebutuhan Khusus

Lewat webinar yang diadakan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Diana menjelaskan singkatan 5M untuk sekolah terapkan sebagai upaya membangun komunikasi.

Berikut ini merupakan penjabaran dari 5M tersebut.

1. Memanusiakan hubungan

Komponen pertama ini berorientasi kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), di mana orangtua terlibat agar sekolah mengetahui profil dan kondisi keluarga.

Informasi-informasi mengenai kondisi orangtua dalam keluarga mencakup waktu yang tepat untuk mendampingi anak agar tercipta suasana yang kondusif untuk belajar.

Dalam poin ini, guru dan orangtua juga berdiskusi tentang bagaimana caranya anak belajar di rumah.

Selain itu, membangun dialog mengenai perkembangan dan proses belajar anak.

Dengan memanusiakan hubungan, guru dapat mengetahui kebiasaan anak di rumah, latar belakang keluarga anak, hingga pekerjaan orangtuanya yang memengaruhi proses PJJ.

2. Memahami konsep

Perlibatan orangtua untuk memandu pembelajaran bukan hanya menguasai konten, melainkan juga konsep berupa kompetensi dalam beragam konteks.

Orangtua harus memandu tidak hanya menguasai konten, tetapi juga kompetensi dalam beragam konteks, dalam beragam mata pelajaran yang akan kita sampaikan,” lanjut Diana dalam webinar bertema Inovasi dan Pengabdian bagi Pendidikan Inklusi.

Untuk memahami konsep, guru dan orangtua dapat mendiskusikan aktivitas pembelajaran apa yang akan dilakukan di rumah. Tentunya pelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran sekolah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau