Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pura-pura Bahagia Padahal Tertekan? Pakar Unair Jelaskan "Duck Syndrome"

Kompas.com - 24/01/2022, 17:49 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

2. Struggle alone

Duck syndrome yang kedua dialami oleh orang yang ingin terlihat baik-baik saja meskipun sebenarnya mereka sedang mengalami banyak masalah.

Jenis duck syndrome ini yang paling berbahaya karena terkait dengan persoalan "mood" seperti depresi atau gangguan kecemasan lainnya.

Adapun tips menghadapinya yaitu dengan membantu mereka untuk memahami persoalan yang sedang terjadi pada dirinya.

"Kita juga perlu mengajarkan kepada mereka untuk jangan sungkan meminta bantuan," sarannya.

Mereka perlu dibantu dengan cara diberi penjelasan mengenai kesehatan mental dan cara mengupayakan agar sehat secara mental.

“Kita hanya butuh minta bantuan kepada orang yang profesional atau keluarga untuk membantu persoalan yang dia alami. Jangan menutupi persoalan yang sedang dihadapi dan tidak apa-apa meminta bantuan orang lain,” terangnya.

Baca juga: Suka Duka Kuliah di Inggris, Tak Melulu Seindah Feeds Instagram

3. Membandingkan diri dengan orang lain

Duck Syndrome ini dialami oleh mereka yang di dalam kepalanya ingin berhasil sehingga ia menampilkan dirinya berhasil.

Namun, yang sebenarnya terjadi adalah ia sangat kewalahan bahkan tidak mampu untuk mencapai tujuannya karena sudah melampaui batas kemampuan.

Hal tersebut terjadi karena ia membandingkan diri dengan sesuatu yang di luar kemampuannya sendiri. Mereka perlu diajak untuk berhenti melakukan perbandingan yang tidak realistis.

“Jadi, tipsnya adalah berusaha untuk bisa menerima kondisi dirinya dan berusaha membuat tujuan hidup yang lebih realistis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara berhenti membandingkan diri dengan orang lain,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com