Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa, Seperti Ini Sejarah hingga Masa Runtuhnya Kerajaan Kediri

Kompas.com - 21/02/2022, 11:52 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bagi siswa SMA yang sedang belajar sejarah, berikut ini dijelaskan mengenai Kerajaan Kediri yang terletak di Jawa Timur.

Melansir laman Repositori Kemendikbud Ristek, dulu Kerajaan Kediri berpusat di Daha atau sekarang dikenal dengan Kota Kediri. Asal usul kota Daha berasal dari Dhanapura yang artinya kota api.

Adapun lokasi kerajaan Kediri ini bersumber dari salah satu prasasti peninggalan yang berhasil ditemukan yakni Prasasti Pamwatan. Prasasti ini dikeluarkan oleh raja Airlangga, raja pertama sekaligus pendirinya.

Baca juga: Siswa, Seperti Ini Kerajaan Samudra Pasai dalam Jalur Pelayaran

Latar belakang sejarah

Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan menjadi dua bagian. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada.

Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung Kawi dan sungai Brantas dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar tidak terjadi pertikaian.

Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.

Sistem kepercayaan

Adapun sistem kepercayaan yang berkembang di kerajaan Kediri adalah Hindu Syiwa, ini didasarkan pada keterangan:

1. Kerajaan kediri letaknya di daerah pedesaan bukan di pesisir sehingga kediri adalah kerajaan agraris. Pada umumnya masyarakat beragama hindu tinggal di daerah desa atau pedalaman bukan pesisir.

2. Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat. Seperti yang kita ketahui bahwa Dewa Syiwa adalah salah satu dewa dari agama Hindu.

Baca juga: Ini Daftar Kerajaan Islam di Indonesia, Siswa Sudah Paham?

3. Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan menjadi dua bagian. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kasta Brahmana adalah istilah dari agama Hindu.

4. Jayawarsa adalah raja pertama kerajaan Kediri dengan prasastinya yang berangka tahun 1104. Ia menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu. Dewa Wisnu adalah dewa dari agama Hindu.

Sistem perekonomian

Untuk mata pencaharian utama rakyat kerajaan kediri adalah bercocok tanam dan maritim, mereka telah mengenal emas dan uang. Sungai Brantas di jadikan sebagai penghubung daerah perdalam dengan daerah pesisir dalam melakukan aktifitas perdagangan antar pulau dan keberadaan Sungai Brantas membuat wilayah Kediri subur untuk lahan pertanian.

Karya sastra peninggalan Kerajaan Kediri

Selain kerajaan Kediri memperoleh kekuasaan yang besar, hal lainnya yang diketahui dari Kerajaan Kediri yaitu seni sastra yang cukup mendapat perhatian pada masa itu di Kerajaan Kediri, yakni:

1. Kitab Krisnayana ditulis pada masa pemerintahan Raja Jayawarsa.

2. Kitab Bharatayuda dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Penuluh.

Baca juga: Siswa, Ini Prasasti Kerajaan Tarumanegara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau