Kompas.com - Quarter life crisis artinya masa-masa kritis yang mungkin dialami hampir semua orang dalam hidupnya. Ada yang mengalaminya lebih cepat dan ada yang sedikit lebih lama.
Quarter life crisis dianggap sebagai salah satu fase menuju kedewasaan. Namun, apa itu quarter life crisis? Mengapa momen-momen ini sangat penting untuk menentukan kehidupan kita yang stabil nantinya? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di sini!
Quarter life crisis merupakan salah satu istilah dalam bidang ilmu psikologi yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Quarter life crisis artinya fase di mana seseorang memiliki kondisi yang tidak stabil yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan pola pikir yang berkaitan dengan masa depan dan kualitas hidup dalam berbagai bidang seperti karier, percintaan, keuangan, kehidupan sosial, dan lainnya.
Dikutip dari jurnal Barley University, quarter life crisis merupakan fase di mana seseorang tidak siap atau tidak memiliki rencana matang dalam menentukan tujuan atau target hidup.
Kegalauan tersebut akhirnya menimbulkan perasaan terisolasi, emosional, meragukan kemampuan sendiri dan takut gagal.
Tidak jarang jika fase ini sampai membawa seseorang untuk mempertanyakan eksistensi sebagai manusia hingga merasa tidak memiliki tujuan hidup. Umumnya, fase ini akan dialami oleh orang yang berusia 18 sampai 30 tahun.
Ada ciri-ciri yang menunjukkan kamu sedang mengalami quarter life crisis, yaitu:
Baca juga: Mengenal Quarter Life Crisis Generasi Muda dan Kiat Menghadapinya
Saat mengalami quarter life crisis artinya terkadang kamu punya perasaan iri ketika melihat kehidupan atau prestasi orang lain.
Kamu menganggap kehidupan teman sebaya atau rekan kantor kamu lebih baik, lebih indah, ataupun lebih mulus dibanding kehidupan kamu sendiri.
Apalagi jika melihat ‘kehidupan’ teman sebaya pada media sosial. Perasaan iri yang tidak terbendung akhirnya menimbulkan rasa tidak percaya diri terhadap kemampuan sendiri, sedih, dan menyesal pada setiap keputusan yang telah diambil.
Merasa bosan, jenuh, dan muak terhadap rutinitas setiap hari merupakan salah satu tanda berikutnya. Pekerjaan tidak lagi membuat kamu bahagia. Rutinitas menjadi hambar dan tidak memiliki tantangan.
Walau begitu, kamu tidak tidak bisa mengakhirinya karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu demi orang lain maupun demi diri sendiri.
Masa muda hanya dapat dinikmati sekali saja. Namun, kamu merasa sejak lama sudah memikul beban dan tanggung jawab yang terlalu banyak. Kamu menjadi merasa tidak bebas dan selalu terkekang.
Ketidakpuasan terhadap kenyataan masa muda, dapat membuat kamu stres dan bahkan memengaruhi kondisi kesehatan tubuh.
Mengalami fase quarter life crisis artinya memiliki kecemasan terhadap masa depan. Ini terjadi karena tidak adanya gambaran akan seperti apa masa depan yang kamu inginkan.
Tanda ini akan muncul ketika impian digugurkan dengan realita kehidupan. Umumnya, kecemasan muncul akibat kesulitan memilih antara memenuhi impian sendiri atau tuntutan keluarga.
Perasaan takut durhaka demi impian hidup menjadi salah satu faktor pemicunya.
Baca juga: Ini Tiga Ciri Kamu Mengalami Fase Quarter Life Crisis
Dalam menjalani kehidupan, kamu mengalami penolakan dan kegagalan secara terus menerus. Sehingga kamu kehilangan motivasi dan menyerah untuk mewujudkan impian.
Kamu mulai meyakini, bahwa sebaik apapun rencana yang disusun, pada akhirnya sulit untuk terwujud atau berakhir dengan kegagalan.