Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Mengatasi Obesitas ala Dosen FK UB

Kompas.com - 18/06/2023, 20:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Memiliki tubuh ideal pasti jadi idaman setiap orang. Apalagi bagi seseorang yang memiliki berat badan berlebih. Untuk itu, dibutuhkan tips mengatasi obesitas.

Sebab, obesitas juga dapat berpengaruh pada kesehatan jangka panjang. Maka dari itu, tubuh sehat dengan berat badan ideal pasti jadi impian siapa saja.

Terkait hal itu, dosen dari Departemen Keilmuan Anatomi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) Dr. dr. Rita Rosita, M.Kes., memberikan penjelasan.

Menurut Rita, seseorang dapat dikatakan mengalami obesitas jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) >=25.

Baca juga: Dosen Unair: Begini Upaya Pencegahan Obesitas Anak

Cara menghitung IMT adalah dengan membagi berat badan dengan tinggi badan pangkat dua (BB/TB2).

Penyebab utama obesitas adalah gaya hidup konsumsi tinggi kalori dan sedentary life.

"Faktor-faktor pemicu obesitas diantaranya genetik atau keturunan, ketidakseimbangan hormon, psikologis, dan penggunaan obat-obatan tertentu," ujarnya dikutip dari laman UB.

Penyebab terjadinya obesitas

Ia juga menjelaskan bahwa obesitas dapat terjadi melalui dua cara, yakni:

1. Konsumsi makanan padat energi atau tinggi kalori yang disertai kurangnya aktivitas fisik (energy balance model).

2. Respon hormon dan metabolisme terhadap makanan jenis tertentu dan tidak hanya mempertimbangkan kandungan kalorinya saja (carbohydrate-insulin model).

Baca juga: Dosen UB: Simak 5 Tips Mengatasi Obesitas dan Faktor Pemicunya

Dikatakan, pada dasarnya konsumsi makanan adalah proses metabolisme yang sangat tergantung pada jenis makanan yang dikonsumsi, saat memakannya, dan jumlah kalori yang dikonsumsi.

Dari 3 jenis makronutrien yang kita konsumsi (karbohidrat, protein, dan lemak), maka karbohidrat dapat segera menstimulasi pengeluaran insulin dan memicu pembentukan lemak.

"Sehingga kurang tepat bila dikatakan bahwa penyebab obesitas hanya karena konsumsi lemak," terangnya.

Ia menjelaskan, peningkatan jaringan lemak tubuh yang ikut menghasilkan berbagai hormon seperti leptin, adiponectin, dan mediator inflamasi.

Dimana pada akhirnya aktivitas senyawa-senyawa tersebut dapat memicu berbagai penyakit yang menyertai obesitas seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-lain.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau