"Gurunya Manusia": 7 Hal yang Perlu Dilakukan Guru agar Tak Tergantikan "Hologram Teacher"

Kompas.com - 19/02/2020, 15:19 WIB
Ayunda Pininta Kasih,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memasuki era revolusi industri 4.0, salah satu bahasan yang cukup banyak diperbincangkan ialah bagaimana mesin dan robot kini telah banyak mengambil lahan pekerjaan manusia.

Para pelajar kini dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi agar dapat bersaing untuk mencari pekerjaan di era digital.

Namun, kenyataannya tak hanya hanya pelajar yang harus meng-upgrade kemampuan, para guru pun harus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.

Direktur Sekolah Manusia (School of Human) Cibubur Cibubur Munif Chatib M.Pd mengatakan, dampak langsung dari revolusi industri 4.0 begitu terlihat dalam bidang pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar, di mana guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi bagi siswanya.

Baca juga: ANPS Teachers Conference Ajak Guru Miliki Kompetensi agar Tak Terganti Robot

"Media sosial dan berbagai macam aplikasi menjadi sumber informasi yang lebih cepat dan akurat daripada sosok guru. Sampai-sampai, tugas mengajar sudah digantikan oleh robot atau hologram teacher. Inilah tantangan yang harus dihadapi oleh banyak guru di seluruh dunia," papar Munif yang juga merupakan dosen FKIP UNUSA Surabaya dan CEO Konsultan Next Edu, dalam ANPS Teachers Conference 2020, di Beacon Academy, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (15/2/2020).

Dalam konferensi guru yang diselenggarakan oleh The Association of National and Private Schools (ANPS) tersebut, sejumlah tokoh pembicara dihadirkan untuk menginspirasi para guru untuk menjalankan metode pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa.

Salah satunya sesi bertajuk "Gurunya Manusia". Sesi yang berlangsung selama 30 menit tersebut diisi oleh Munif dan dihadiri oleh para guru dari berbagai sekolah di Indonesia.

Baca juga: Skema Dana BOS Diperbarui, Kompetensi Kepala Sekolah Diuji

Munif memaparkan sejumlah cara agar peran guru senantiasa dirindukan oleh murid dan tak terganti oleh hologram teacher.

1. Membangun relasi

Membangun relasi dengan siswa menjadi kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh para guru agar perannya tidak digantikan oleh robot. Relasi dapat tumbuh bukan melalui komunikasi satu arah, melainkan komunikasi dua arah.

Dengan komunikasi dua arah, maka guru akan tahu apa saja kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh siswanya. Tak sekadar mengenal siswa dari nilainya.

2. Sikap keras membuat guru ditinggalkan

"Guru yang keras akan ditinggalkan siswanya, guru yang tegas akan dirindukan oleh siswanya," kata Munif.

Guru yang keras digambarkan dengan guru yang "galak", gemar berteriak, dan senang mengomel tanpa mau tahu apa kesulitan yang dialami oleh siswa. Namun, guru tegas akan memberikan sanksi sesuai dengan bukti dan kapasitas siswa. Termasuk memberikan penghargaan atas prestasi yang didapat oleh siswa.

3. Semua siswa adalah bintang

Guru perlu memiliki pemahaman bahwa setiap anak terlahir pintar, hanya saja bidang yang dikuasai anak bisa berbeda. Ada anak yang senang matematika, bahasa, atau fisika.

Karena itu, guru harus menganggap semua siswanya adalah bintang atau juara. Jika hal ini dilakukan, maka siswa akan mempunyai rasa percaya diri bahwa mereka mampu belajar.

Baca juga: Kata Nadiem Makarim Seputar Dana BOS untuk Gaji Guru Honorer

4. Fokus pada kelebihan

Walau kelebihan siswa sekecil debu, guru sebagai sosok pengajar perlu fokus untuk menggali kelebihan itu agar siswa tumbuh menjadi pribadi yang mudah berprestasi dan bukannya rendah diri.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau