Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Merdeka Belajar: dari Praktik MIKIR, Pertanyaan Kritis sampai Pengelolaan Kelas

Kompas.com - 21/03/2020, 22:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Prof. Hasnah Faizah

KOMPAS.com - Mendikbud Nadiem Makariem telah mengeluarkan kebijakan merdeka belajar. Salah satunya dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) satu halaman.

Hanya saja RPP merupakan administrasi pembelajaran. Yang terpenting adalah menerapkan merdeka belajar itu sendiri dalam pembelajaran.

Penulis melihat salah satu ciri dari merdeka belajar adalah guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif dalam mengembangkan potensi terbaiknya.

Salah satu alternatifnya guru dapat menerapkan unsur pembelajaran aktif mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi atau disingkat MIKiR.

Konsep MIKiR mengaktifkan Siswa

Dalam pembelajaran dengan unsur MIKiR, guru akan lebih banyak berperan sebagai fasilitator. Lalu apa yang difasilitasi guru kepada siswa agar mereka bisa belajar lebih aktif?

Pada tahap mengalami, siswa difasilitasi untuk lebih banyak melakukan kegiatan dan mengamati. Seperti melakukan percobaan, pengamatan, dan berwawancara.

Guru cukup memberikan penugasan dan mendampingi siswa dalam pembelajaran. Jadi, siswa sendiri yang menemukan atau melakukannya secara langsung.

Pada tahap interaksi, siswa difasilitasi melakukan proses pertukaran gagasan, berdiskusi, atau memberikan komentar pertanyaan, dan saling menjelaskan. Dalam hal ini, seorang guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan teman-teman sekelompoknya.

Pada tahap komunikasi, guru mempersilahkan siswa untuk menyampaikan hasil interaksi dengan teman-temannya. Misalnya dengan memperesentasikan hasil karya pembelajaran atau melakukan karya kunjung.

Pada tahap refleksi, guru yaitu memunculkan sikap siswa untuk mau menerima kritik dan memperbaiki gagasan, hasil karya, maupun sikapnya.

Bila unsur MIKiR ini menjadi pembiasaan yang diterapkan dalam pembelajaran, para siswa akan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah secara kreatif dan hidup bersama dalam harmoni. Hal inil yang juga menjadi tujuan dari merdeka belajar.

Pertanyaan untuk meningkatkan keterampilan berpikir

Pemberian pertanyaan kepada siswa menjadi bagian penting dalam merdeka belajar.
Bertanya adalah cara paling efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

Pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa, sebaiknya mengacu kepada prinsip pertanyaan produktif, imajinatif, dan terbuka (PIT).

Pertanyaan produktif dapat mendorong siswa untuk mengamati, mencoba dan menyelidiki. Sedangkan pertanyaan tidak produktif, membuat siswa bisa menjawab pertanyaan tanpa melakukan pengamatan, tanpa mencoba, atau menyelidiki.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau