Bedakan kedua pertanyaan ini: “Apa warna jeruk ini? dan, Berapakah jumpah pasi jeruk ini?”
Pertanyaan kedua adalah pertanyaan produktif karena siswa bisa menjawab pertanyaan dengan tepat jika siswa melakukan pengamatan terlebih dahulu dengan mencoba atau menyelidiki. Misalnya dengan membuka kulit jeruk.
Kemudian pertanyaan imajinatif yang dapat mendorong siswa untuk berimajinasi. Guru memperlihatkan gambar seorang gadis yang duduk di atas batu dipinggir pantai.
Pertanyaan imajinatif yang diberikan kepada siswa, “Apa yang gadis itu pikirkan? Untuk menjawabnya, siswa perlu berimajinasi terlebih dahulu.
Berbeda dengan pertanyaan yang faktual atau tidak imajinatif. Dimanakah gadis itu duduk? Dengan melihat gambar, siswa sudah dapat menjawab secara langsung karena jawabannya sudah ada di gambar.
Kemudian pertanyaan terbuka, yang mendorong siswa untuk menemukan lebih dari satu jawaban yang benar.
Misalnya, siswa diperlihatkan gambar persegi panjang yang lebarnya empat dan panjangnya enam. “Buatlah persegi panjang yang kelilingnya sama dengan keliling persegi panjang ini?” Maka siswa akan menemukan beberapa alternatif jawaban.
Hal ini tentu berbeda jika guru mengajukan pertanyaan: Berapa keliling persegi panjang ini?” Itu adalah contoh pertanyaan tertutup karena hanya satu jawaban yang benar.
Jadi pertanyaan merupakan alat yang penting untuk mendorong siswa bisa berpikir. Dalam merdeka belajar, guru perlu membiasakan mengajukan pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir. Salah satunya menerapkan pertanya PIT tersebut.
Agar penerapan merdeka belajar dapat optimal, guru juga perlu memperhatikan pengelolaan lingkungan kelas dengan memberikan motivasi, memberikan apresiasi, memperhatikan sumber belajar, melakukan umpan balik, dan menjalin komunikasi, yang disingkat dengan MASUK.
Di samping itu, pengaturan meja-kursi juga menjadi dasar pertimbangan, yakni mobilitas antara siswa dan guru; interaksi antar siswa, dan akses ke sumber belajar, yang disingkat dengan MIA.
Lingkungan kelas sangat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk belajar.
Penataan lingkungan kelas bisa berupa pengaturan meja-kursi siswa, penataan sumber dan alat bantu belajar, serta penataan pajangan hasil karya siswa.
Penataan meja-kursi siswa paling sedikit memenuhi tiga kriteria, yaitu:
(1) Mobilitas, memudahkan siswa untuk bergerak dari satu pojok ke pojok lain,