Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 4 Cara Cegah Paham Radikalisme Menyusup di Perguruan Tinggi

Kompas.com - 02/05/2021, 18:05 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

"Jihad yang paling besar adalah berbakti kepada orangtua, membahagiakan orangtua, bukan justru membangkang apalagi mengkafirkan mereka," ujarnya.

Jangan acuh

Faktor lain yang membuat anak muda cepat terpapar paham radikal yakni karena adanya rasa tak diterima di lingkungannya.

Mereka yang sering menyendiri dan tampil beda pun lama-lama bisa terpapar paham yang berbahaya. Karena itu, budaya kekeluargaan harus ditumbuhkan, anak-anak muda harus didekati dan diajak untuk berkomunikasi dengan hangat.

“Mereka bisa meluapkan apapun pandangannya. Jika sudah begitu, kan kecil mereka bisa terpapar paham radikal,” imbuh Wildan.

Sementara itu, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Syafiq A. Mughni menambahkan, radikalisme dan ekstrimisme merupakan penyimpangan ajaran agama. Tidak ada agama mana pun di dunia ini yang mengajarkan kekerasan.

"Paham tersebut ada pada agama-agama di dunia, tidak hanya spesifik dengan Islam. Kemudian bisa ada dalam kelompok agama, bisa kelompok politik, dan kelompok bangsa dan bahkan suku," beber Prof. Syafiq.

Menurutnya, paham radikal bisa ditangkal lewat beberapa cara, salah satunya lewat pembumian ajaran agama yang moderat. Setidakya ada tujuh ciri moderasi agama dalam Islam, antara lain:

  • Tawazun atau keseimbangan hidup antara lahir dan batin, dunia dan akhirat.
  • Tasamuh atau toleransi sebagai suatu keharusan bagi negara dan bangsa yang beragam seperti Indonesia.
  • I’tidal atau tegak, konsisten dan keadilan. Prinsip keadilan konsisten menjadi pondasi penting dalam berbangsa dan bernegara.
  • Ishlah atau perbaikan hidup ke dalam dan ke luar untuk menjadikan dunia ini menjadi lebih baik untuk semua.
  • Prinsip syura atau musyawarah yakni menjunjung tinggi pendapat, eksistensi orang lain. Bukan pemaksaan pendapat atau kehendak sendiri.
  • Qudwah atau keteladanan.
  • Muwathanah atau kewarganegaraan atau nasionalisme.

"Yang dilakukan yakni pengembangan narasi moderat, pengembangan budaya literasi moderat, early warning system yang baik, peer group moderat, dan pengembangan pola komunikasi yang baik," tutur Prof. Syafiq.

Baca juga: Mahasiswa, Simak Strategi Berwirausaha di Era Kebiasaan Baru

Melaui Webinar Unesa ini, bisa diketahui cara-cara untuk mencegah masuknya paham radikalisme di lingkungan kampus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau