Tentunya, dari sini kita bisa melihat perbedaan bahwa jenis barang yang diperdagangkan memberi corak atau menandai basis perekonomian tipe-tipe kota yang bersangkutan. Di mana ekonomi pada kota pantai berbasis perdagangan, sedangkan basis ekonomi kota pedalaman berdasarkan pertanian agraris.
Sedangkan terkait kuantitas, ekspor lada bisa mencapai 8.000-10.000 bahar per tahun. Ekuivalensinya bila satu bahar kira-kira 350 kilogram atau seberat rerata satu ekor buaya sungai nil, maka per tahun Samudra Pasai bisa menjual 2.800 sampai 3.500 ton.
Baca juga: Balai Arkeologi DIY: Siswa, Ini Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Selain itu, kualitas lada Samudra tidak lebih baik dari lada cochin. Ia tidak begitu besar, lebih cekung, kurang tahan lama, dan yang terpenting aromanya tidak begitu harum.
Sebagaimana kerajaan-kerajaan lain di kawasan Selat Malaka, Samudra Pasai juga menerapkan bea cukai untuk barang ekspor. Setiap bahar yang diekspor dibebani sebesar satu maz (kira-kira 1/16 tael atau 23 gram) sebagai pajak. Cukai juga diberlakukan bagi kapal-kapal yang berlabuh di kesultanan ini, tergantung jenis kapal atau jung.
Untuk bahan makanan sama sekali tidak dikenakan bea cukai masuk, kecuali memberi hadiah. Barang-barang yang diimpor dari barat dikenakan enam persen dan bagi setiap budak yang dijual dengan harga lima maz dari emas.
Semua barang dagangan yang diekspor apakah itu lada ataupun barang lainnya, dikenakan biaya satu maz per bahar.
Dampak perdagangan bagi pertumbuhan dan perkembangan kerajaan di pesisir pantai, termasuk Samudra Pasai sangat besar. Pasalnya, perdagangan laut dapat mendorong pertumbuhan negara, kerajaan atau kota di daerah pantai karena penguasa-penguasa lokal akan membangun pelabuhan-pelabuhan mereka untuk melayani kebutuhan masyarakat pedagang internasional.
Baca juga: Siswa, Ini Kehidupan Politik dan Raja Kerajaan Kutai
Selain itu, kerajaan seperti ini juga menjadi gerbang kebudayaan dalam membina hubungan yang aktif dengan daerah luar dan menjadi tempat bertemunya orang-orang. Sehingga tak heran bila Samudra Pasai begitu kosmopolit ketimbang kerajaan-kerajaan pedalaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.